
TODAY MUST BETTER THAN YESTERDAY
Sabtu, 30 Oktober 2010
6 Sifat Perempuan Yang Menjijikkan, dan Tak bisa di Jadikan Istri
banyak keluh kesah. Yg selalu merasa tak cukup, apa yg diberi semua tak cukup. diberi rumah tak cukup, diberi motor tak cukup, diberi mobil tak cukup, dll. Tak redha dg pembelaan dan aturan yg diberi suami. Asyik ingin memenuhi kehendak nafsu dia saja, tanpa memperhatikan perasaan suami, tak hormat kepada suami apalagi berterima kasih pada suami. Bukannya hendak menolong suami, apa yg suami beri pun tak pernah puas. Ada saja yg tak cukup.
2. Al-Manaanah:
suka mengungkit. Kalau suami melakukan hal yg dia tak berkenan maka diungkitlah segala hal tentang suaminya itu. sangat senang hendak membicarakan suami: tak ingat budi, tak bertanggungjawab, tak sayang dan macam-macam. Padahal suami sudah memberi perlindungan macam2 padanya.
3. Al -Hunaanah:
ingin pada suami yg lain atau berkenan kpd lelaki yg lain. sangat suka membanding-bandingkan suaminya dg suami/lelaki lain. Tak redha dg suami yg ada.
4. Al- Hudaaqah: suka memaksa. Bila hendak sesuatu maka dipaksa suaminya melakukan. Pagi, petang malam asyik menekan dan memaksa suami. Adakalanya dg berbagai ancaman: ingin lari, ingin bunuh diri, ingin membuat malu suami, dll. Suami dibuat seperti budaknya, bukan sebagai pemimpinnya. Yg dipentingkan adalah kehendak dan kepentingan dia saja.
5. Al -Hulaaqah:
sibuk bersolek atau tidur atau santai2 dll hingga lalai dg ibadah-ibadah asas, seperti solat berjemaah, wirid zikir, mengurus rumah-tangga, berkasih sayang dg anak2, dll.
6. As-Salaaqah:
banyak berbicara, menggosip. Siang malam, pagi petang asik menggosip terus. Apa saja yg suami kerjakan selalu tidak benar dimatanya. Zaman sekarang ni bergosip bukan saja berbicara di depan suami, tapi dg telfon, SMS, internet, BBM dan macam2 cara yang lain . Yg jelas isteri tu asyik menyusahkan suami dg kata2nya yg menyakitkan.
Selasa, 05 Oktober 2010
UNTUK APA,...?

Selalu saja kau berkeluh kesah di belakangku
entah keluh kesahmu kau tujukan pada siapa
ku bingung untuk apa kau sembunyikan sesal hatimu
untuk apa kau simpan dariku sungguh ku bingung
entah bagaimana dirimu menilaiku
bukankah kata maaf telah terucap dari dulu
lalu untuk apa maafmu itu
untuk siapa maaf mu itu
mungkin memang bukanlah untukku
apakah terlalu sensitifnya diriku
hingga apapun yang kau lakukan selalu jadi pikiranku
haruskah semua yang kau luapkan di belakangku
aku balas diujung tinta ini
bagaimana caranya membuatmu bahagia jika dirimu sendiri tertekan olehku
ahhhhh.....untuk apa aku memikirkannya
kalau semua itu ternyata memanglah bukan untukku
untuk apa..
apakah masih pantas aku memikirkanmu
memang semua ini salahku salahkan saja aku
untuk apa kau mengurung hatimu sendiri
untuk apa